Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imunisasi Measles Rubella, Simak Penjelasan Kementerian Kesehatan

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Sejumlah pelajar berpose, memperlihatkan lengannya usai mendapatkan Imunisasi Campak di sekolah dasar negeri 03 Karanganyar, Sukoharjo, Jawa Tengah, 3 Agustus 2017. Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan secara serentak melakukan Kampanye dan pemberian imunisasi MR kepada anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun sebagai komitmen global untuk membasmi virus campak rubella yang bisa memicu kecacatan dan kematian pada anak. Tempo/Bram Selo Agung
Sejumlah pelajar berpose, memperlihatkan lengannya usai mendapatkan Imunisasi Campak di sekolah dasar negeri 03 Karanganyar, Sukoharjo, Jawa Tengah, 3 Agustus 2017. Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan secara serentak melakukan Kampanye dan pemberian imunisasi MR kepada anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun sebagai komitmen global untuk membasmi virus campak rubella yang bisa memicu kecacatan dan kematian pada anak. Tempo/Bram Selo Agung
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mencanangkan kampanye imunisasi vaksin campak dan rubela atau measles and rubella ( MR ). Vaksinasi tahap pertama dilakukan serentak di Pulau Jawa pada Agustus-September 2017. Setiap anak yang berada di rentang usia 9 bulan sampai 14 tahun diberikan imunisasi gratis. Baca: Jangan Remehkan Imunisasi Campak dan Rubella, Bisa Cacat

Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, dokter Eni Gustina, mengatakan pemberian imunisasi campak dan rubela menyusul tingginya angka kecacatan anak-anak di Tanah Air. Berdasarkan data hasil kegiatan surveilans kelainan bawaan di 28 rumah sakit di Indonesia pada 2016, angka kecacatan itu sebesar 7 persen.

Menurut Eni, kelainan bawaan yang disebabkan virus rubela adalah kebutaan, katarak, dan tuli. Bahkan dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan menemukan tingkat kesulitan yang tinggi dalam menyembuhkan pasien yang tuli karena terkena virus rubela. "Angkanya tinggi sekali," kata Eni.

Harapannya, dia menuturkan, vaksinasi ini menjadi salah satu langkah pencegahan dini pada masa mendatang ketika anak-anak menjadi dewasa. "Jadi, kalau usia anak yang divaksin itu sekarang 14 tahun, ketika dia hamil 10 tahun kemudian, tidak melahirkan bayi yang cacat," ujarnya. Baca juga: Bunda, Jangan Lupa Imunisasi Measles Rubella Bulan Depan

Eni mengatakan, pada bulan pertama kampanye, vaksinasi dilakukan di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Dilanjutkan pada September kepada ibu hamil di posyandu dan puskesmas. Vaksin ini diberikan kepada ibu-ibu yang usia kehamilannya kurang dari 12 pekan. Kemudian, pada tahap kedua, vaksinasi diadakan pada Agustus-September 2018 di luar Jawa. Secara nasional, sasaran imunisasi adalah 34,9 juta anak.

Ia meminta masyarakat mendukung program pemerintah agar Indonesia bebas dari virus campak dan rubela. "Kampanye ini tidak bisa dilakukan lokal, tapi harus menyeluruh agar virus itu tidak beredar lagi," kata dia.

Menurut Eni, untuk mengantisipasi penolakan karena alasan agama, kepala daerah juga sudah turun ke komunitas muslim. Ditambah lagi dengan telah adanya Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan bahwa vaksin tersebut bebas dari kandungan benda haram. "Dan semua agama tentu menyatakan bayi harus dilahirkan dengan sehat," dia mengimbuhkan. Artikel terkait: Penelitian: Vaksin Menyelamatkan Nyawa, Masih Ragu?

Ia mengakui, karena vaksin itu terbuat dari virus rubela yang dilemahkan, maka ketika dimasukkan ke dalam tubuh anak, ada efek penolakan sementara. "Efeknya demam karena ada benda hidup dimasukkan ke dalamnya."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya: Apakah vaksin MR mengandung minyak babi?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

13 jam lalu

Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi kepada seorang anak murid perempuan. FOTO ANTARA/Ampelsa/FR
Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.


Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

14 jam lalu

Wali kota Tangerang Arief Rachadiono (kedua kiri) dan istri (kanan) beserta  petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?


Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

15 jam lalu

Seorang ibu membawa anaknya saat imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.


Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

2 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.


Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

42 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.


3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

29 Februari 2024

Diskusi tema Sinergi Program Keluarga SIGAP Lintas Sektor Untuk Transformasi Kesehatan/Sigap
3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengurangi risiko penyakit pada anak Indonesia. Apa saja?


5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

28 Februari 2024

Petugas kesehatan memberikan imunisasi polio kepada anak di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Jalan Siwalankerto Tengah, Surabaya, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi polio tahap dua dilakukan setelah penerima sudah mendapatkan imunisasi tahap satu sebagai upaya menyukseskan program pemerintah pemberian imunisasi polio dalam menanggulangi kejadian luar biasa (KLB). ANTARA FOTO/Didik Suhartono
5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

Orangtua perlu untuk mengedukasi anaknya bahwa pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan tidaklah semenakutkan bayangannya.


Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

28 Februari 2024

Petugas medis meneteskan vaksin polio pada anak balita dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di kantor kelurahan Mojolangu, Malang, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap kedua tersebut menyasar 100.380 anak di Kota Malang yang sebelumnya sudah menerima imunisasi polio tahap pertama dalam program penuntasan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.


Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

23 Februari 2024

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.


90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

22 Februari 2024

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.